Thursday, January 28, 2016

NARASAON ( Manurung, Sitorus, Sirait, Butarbutar )

 Sekilas mengenai tarombo RAJA NAIRASAON :

SIRAJA BATAK, memiliki 2 orang putra, yaitu :
1. GURU TATEA BULAN
2. RAJA ISUMBAON

RAJA ISUMBAON, memiliki 3 orang putera, yaitu :
1. TUAN SORIMANGARAJA
2. SIRAJA ASI-ASI
3. SANGKAR SOMALINDANG

TUAN SORIMANGARAJA, memiliki 3orang istri dan 3 orang putera, yaitu :
1. TUAN SORIMANGARAJA / SIBORU ATING MALELA -----> SORBA DIJULU
2. TUAN SORIMANGARAJA / SIBORU BIDING LAUT -----> SORBA DIJAE
3. TUAN SORIMANGARAJA / SIBORU SANGGUL HAOMASAN ---> SORBA DIBANUA

 SORBADIJAE / DATU PEJEL

sorbadijae adalah nama pemberian waktu dia lahir, dan karena pintar dalam hal pertabitan atau hadatuon maka sorbadijae dijuluki denga sebutan datu pejel. dan nama pemberian ini lah yang lebih akrab dipanggil yaitu datu pejel.

Datu Pejel datang dari Limbong menuju Sibisa manandang Hadatuon sembari menjalankan hobbinya “Marultop”. Ia sampai ke Sibisa karena mengejar-ngejar “Anduhur”. Menyadari usianya sudah mulai makin tua, datu Pejel melakukan semedi, memohon Kepada Mulajadi Na Bolon agar ia diberi jodoh. Tak lama setelah bersemedi, ia pun mendengar suara “martonun” ia pun penasaran lalu pergi melihatnya. Ia sangat terkejut sudah lama ia menetap di Sibisa tak pernah ia melihat orang. Ia pun menyadari bahwa Tuhan telah mengabulkan permintaanya. Perempuan ini di namai Boru Tantan Debata “Titisan Allah” karena Mulajadi Nabolon lah yg mengirimnya buat Datu Pejel. Singkat Cerita Boru Tantan Debata melahirkan seorang Putra menyerupai Kodok. (Bahasa Batak asli Sirasaon). Datu Pejel Tak terima anaknya seperti kodok ia pun membuangnya ke Bara agar mati dipijak kerbau milik mereka yg dikandangkan di Bara. Inilah pertengkaran Pertama antara Datu pejel dan Boru Tantan Debata. Boru Tantan Debata diam-diam mengambil anaknya dari bara dan di sembunyikan di Para-para rumah mereka.

Setiap kali pulang dari ladang boru Tantan debata heran melihat kayu bakar mereka yg di jemurnya sebelum berangkat ke ladang selalu tersusun rapi. Ia pun melakukan pengintaian, siapa gerangan yg melakukan semua itu. Namun Boru Tantan debata terkejut yg melakukan semua itu adalah seorang bocah yg cukup gagah dan setelah selesai menyusun kayu bakar ia masuk ke dalam rumah. Boru Tantan debata pulang ke rumah seperti biasa,ia melihat anaknya masih tetap “marruman Sirasaaon”. Namun dalam hati boru Tantan Debata sudah tau bahwa anaknya cukup Tampan.

Saat usia remaja Narasaaon pun di pertapakan Datu pejel di gunung Simanukmanuk (sebelah timur Sibisa-sebelah kiri menuju porsea dari Parapat) sekembalinya dari partapaon di simanukmanuk Datu pejel menyuruh nairasaaon ke limbong untuk “mangalap boru ni tulang na” Nairasaon pun berangkat ke Limbong. Namun setelah sampai di Limbong. Dari Tujuh boru ni Tulangnya tak satu pun yg mau jadi istri Nairasaon karena wajahnya yang seperti kodok. Suatu sore secara kebetulan boru Tulannya paling bungsu melihat Nairasaon pergi Mandi. Ia terpesona melihat ketampanan wajan Nairasaon. Ia menyadaRI BAHWA WAJAH NARASAON HANYA “RUMANG” (TOPENG) Hari ketiga Nairasaon pamit untuk pulang. Namun sebelum pulang Tulannya mengumpulkan ketujuh borunya. Dan menanya satu per satu dari boru I sampai boru VII. Boru I sampai boru ke VI tidak ada yg bersedia mereka tetap pada pendirian mereka saat pertama ditanyai orang tuanya. Sang Tulang pun menaya boru siampudan, boru sampudan pun menjawab “Naroa pe paribangki naroangku do i, au ra do gabe parsonduk ni anak ni nambori ki”. Akhirnya Narasaon pun di nikahkan dengan boru siampudan. Mengetahui Nairasaon cukup tanpan pada saat menjelang pesta pariban Nairasaaon yg 6 org lagi menuntut kepada orang tuanya kenapa mereka “Dilangkahi” adeknya. Sang Tulang pub menjawab “Hamu do da inang amanjua. Anggi do mangoloi ba moloi nasojadi be sirangan”.

Narasaon kembali ke Sibisa dan menetap di sana. Tiba pada saatnya Istri Nairasaon melahirkan. Namun yg dilahirkan berbentuk “Lambutan” (bulat) dan kembar. Mengetahui cucunya seperti itu Datu Pejel Marah dan membuang cucunya ke pansur Napitu. Boru Tantan Debata marah akan sikap suaminya Datu Pejel.Ia pun bersumpah tidak akan pernah di kuburkan berdekatan.(Bukti ada sampai saat ini di Sibisa kuburan Datu Pejel dan Boru Tantan debata di antari lembah kecil).”Ngaduahali di baeon ho hanssit rohangku. Di bolongkonko anak ku dohot pahompuku. “Ia pun menghentakkan kakinya,sambil berkata. Ingkon sirang do Tanomanku dohot ho. “Esok hari Boru Tantan debata pergi ke jurang pansur Napitu untuk mencari cucunya yg di buang Datu Pejel. Ia terkejut mendengar suara tangisan bayi cucunya. Kilat pada malam hari itu diyakininya telah membuka “lambutan cucunya.karena tidak tau siapa yg dulu lahir maka kedua bayi itu di namai Raja Mardopang{ bercabang} yakni Raja Mangatur dan Raja Mangarerak.

Narasaon terus menjalankan Tapanya di Simanuk-manuk. Dan tak pernah kembali lagi. Dan bagi pomparan Narasaon “Simanukmanuk di abadikan dalam Gondang Simanuk-manuk. Sebagai gondang pasiarhon dan gondang jujungan angka Nairasaon dan Boruna. Yang samapai saat ini Gondang Ini sangat populer di setiap pesta Narasaon Khususnya Sirait. Simanuk-manuk diabadikan dalam gondang gerak dalam tortor. Sampai saat ini hanya tinggal beberapa orang yg menguasai itu pun orang-orang yg memiliki jujungan.

Diantara mereka berdua (Raja Mangatur dan Raja Mangarerak) tidak tahu siapa si Abang-an dan si Adek-an sebab lahirnya pun berdampingan. Pernah dibuat dalam suatu Pesta adat Nairasaon manortor si Raja Mangarerak didepan tetapi Ogung tak dapat berbunyi dan Raja Mangatur didepan juga Ogung tak berbunyi. Dan dibuatnya Raja Mangrerak dikanan dan Raja Mangatur dikiri barulah bunyi ogung kedengaran. Itulah sebabnya sering disebut Raja Mangarerak Mangatur untuk Raja Mangarerak dan Raja Mangatur Mangarerak untuk si Raja Mangatur.
1. RAJA MANGATUR (yang berada di sebelah kiri balutan)
2. RAJA MANGARERAK (yang ada di sebelah kanan)

RAJA MANGATUR anaknya SITORUS, SIRAIT, dan BUTARBUTAR

RAJA MANGARERAK anaknya MANURUNG

Raja Mangatur beristri Deak Bintang Harugasan br Sagala anaknya 3

1. Raja Toga Sitorus beristri Pinta Omas Palangki br Sagala anaknya 3.
. Pane
. Dori
. Boltok

2. Raja Toga Sirait beristri Manotalan br Limbong anaknya 2
. Sirait Siahaan
. Sirait Siagian

3. Butarbutar beristri Ragi Oloan Br Sinaga anaknya 3
. Simananduk
. Simananti
. Huta Gorat

Raja Mangarerak anaknya 1.Dan Putrinya 1

1. Raja Toga Manurung anaknya 3.
. Hutagurgur.
. Hutagaol.
. Simanoroni.

putri Raja Mangarerak :
. Boru Similingiling

HUBUNGAN MANURUNG dohot SIMAMORA

HUBUNGAN MANURUNG DEGAN SIMAMORA

T.Sogar adalah keturunan Manurung si Ht.Gurgur dari Janjimatogu ,anak ke 6 dari Raja Mangatur Manurung Generasi ke 5 dari R.Toga Manurung. Konon suatu ketika Raja Marbulang keturunan DEbata Raja Simamora,telah meninggal dunia,dan mempunyai istri yang menjadi janda.Suatu ketika istri R.marbulang sakit keras dan belum ada seorangpun yang dapat mengobatinya.

Tersiar lah bahwa Tuan sogar adalah seorang Ahli hadatuon
dan dapat mengobati,sehingga dicarilah beliau,dan dapat mengobatinya tetapi dia meminta setelah sembuh maka T.Sogar akan memperistri Janda R.Marbulang,maka sepakatlah Pihak keluarga R.Marbulang dan pihak parboru.
Sehingga resmilah janda R.Marbulang dipersunting T.Sogar dan lahir seorang anak...yaitu Nahum Dimana.Namun karena Tuan Sogar bangsa pengembara,Nahum Dimana diresmikan Marga Simamora yang mana tetap sedarah dgn Manurung.

Dalam ketuaan T.Sogar dia mendatangi anaknya dan beliau meninggal di Dolok sanggul.Konon Pusara T.Sogar ada tumbuh Pohon Ara dimana dahan/rantingnya condong ke arah Porsea Janjimatogu. Demikian lah hubungan Manurung dgn Simamora Debata Raja. Dan melalui Blog ini dihimbau sama Manurung/Br Manurung supaya menghindari perkawinan,karena kita bersaudara.
Disini ada sekilas tarombo Simamora........
1.Toga Simamora .anaknya 3 org...
1.Purba..
2 Manalu..
3.Debataraja...Debata Raja anakna 1 org....ima Sunggu Marpasang.

Anak Sunggu marpasang 3 org..
1.Babiatnaingol...
2.Sampetua..
3.R.Marbulang dan

R Marbulang anaknya 3 org...
1.Nasiatnajongjong...
2.Pangalengge..
3.Nahumdimana,
-----------------------------
Nota;
Sehingga resmilah janda R.Marbulang dipersunting T.Sogar dan lahir seorang anak...yaitu
Nahum Dimana.
Namun karena Tuan Sogar bangsa pengembara,
Nahum Dimana diresmikan Marga Simamora yang mana tetap sedarah dgn Manurung.
Demikianlah tarombo dan kisah Tuan Sogar .terimakasih..........
hanya Simamora Marbulang yang ada padan dengan Manurung.. Dan tidak semua manurung.. Manurung hutagaol tidak masuk padan, karena mereka tidak menganggap adanya padan..Begini cerita dulunya Tuan Sogar meninggal dan jenasahx tidak ditemukan, kemudian orang tua Tuan sogar menyuruh Manurung untuk mencari jenasahx, siapa yang bisa menemukan jenasahx dia akan menggantikan posisi Tuan Sogar menjadi anak di Marbulang.. Nah Manurung lah yang bisa mendapat dan kemudian dijadikan anak di Marbulang... Dan sebelumnya sudah ada padan yang tidak bisa diingkari antara Marbulang dan Manurung.. Setau saya dari sejarah di Doloksanggul Seperti ini.. kalau saya salah tolong diluruskan kebenarannya.

Horas

Satu lagi versi cerita yang mudah-mudahan bisa dijadikan pertimbangan untuk mengungkap sejarah yang mulai kabur dan terkubur belakangan ini, cerita ini saya dengar dari orang tua saya sendiri. Ketika itu saya cukup bingung "apa hubungan Manurung Sogar dengan Simamora (Debataraja)". Menurutnya pada saat itu Tuan Sogar sahabat Raja Manurung diundang untuk memenangkan peperangan, setelah itu Raja manurung menghadiahkan kepada Tuan Sogar seorang wanita sebagai pendamping karena sudah membantunya memenangkan perang tersebut. Namun seiring berjalannya waktu ketika wanita tersebut dalam kondisi hamil tua, wanita tersebut dalam kondisi kritis terserang wabah (atau semacamnya) dan meninggal. Menurut adat setempat agar tidak terjadi lagi hal semacam itu maka jasad wanita tersebut harus dibuang jauh dari pemukiman dan seluruh masyarakat yang ada harus meludahi (mambursik) suaminya. Tuan Sogar yang merasa seorang yang telah berjasa tentunya tidak ingin kalau sampai 'dibursik' oleh seluruh warga, sehingga dia (Tuan Sogar) melarikan diri pulang ke kampung asalnya. Tanpa diduga-duga pada saat jasad tersebut dibuang, bayi yang ada dalam kandungan itu keluar, namun warga tidak mendengar tangisan bayi itu karena ternyata jasad tersebut dibuang kedalam jurang. Secara kebetulan seorang pencari rotan melewati lokasi tersebut dan mendengar tangisan seorang bayi. Pencari rotan itu pun menghampirinya dan membawa bayi tersebut kepada Raja Manurung. Menyadari bahwa ibunya telah meninggal dan ayahnya (Tuan Sogar) telah pergi, akhirnya Raja Manurung mengangkatnya sebagai anak dan dimasukkan dalam silsilahnya.......dengan begitu Manurung Sogar dan Simamora bukan Marpadan melainkan sedarah karena berasal dari satu ayah.( Note : Cerita ini belum tentu kebenarannya, jika ada yang salah tolong diluruskan agar hal ini tidak terjadi pengkaburan sejarah untuk generasi selanjutnya)

Versi II

Tersiar lah bahwa Tuan sogar adalah seorang Ahli hadatuon dan dapat mengobati,
sehingga dicarilah beliau,dan dapat mengobatinya tetapi dia meminta setelah sembuh maka T.Sogar akan memperistri Janda R.Marbulang,
maka sepakatlah Pihak keluarga R.Marbulang dan pihak parboru.Sehingga resmilah janda R.Marbulang dipersunting T.Sogar dan lahir seorang anak...
yaitu Nahum Dimana.Namun karena Tuan Sogar bangsa pengembara,
Nahum Dimana diresmikan Marga Simamora yang mana tetap sedarah dgn Manurung.
Dalam ketuaan T.Sogar dia mendatangi anaknya dan beliau meninggal di Dolok sanggul.
Konon Pusara T.Sogar ada tumbuh Pohon Ara dimana dahan/rantingnya condong ke arah Porsea Janjimatogu.
Demikian lah hubungan Manurung dgn Simamora Debata Raja. Dan melalui Blog ini dihimbau sama Manurung/Br Manurung supaya menghindari perkawinan,karena kita bersaudara

Sejarah suku Batak marga Simamora
Raja Simamora memiilki 3 anak,
yaitu
1,Purba,
2,Manalu
3,dan Debataraja.
Debataraja sendiri akhirnya memiliki 3 orang anak,
yaitu ;
1,Sampe tua,
2,Babiat Nainggol,
3,dan Marbulang
*
serta 1 boru (namanya tidak diketahui).
awalnya, mereka tinggal di Samosir, namun karena hapogosannya (miskin) mereka pergi ke Bakkara. disana, br Simamora disukai oleh Hamang (sejenis begu). ketiga saudaranya setuju untuk menikahkan asalkan Hamang bersedia membuat pesta besar untuk pernikahan itu. alhasil, dibuatlah pesta yang besar, namun memang terasa ada keanehan, karena sebagian orang tidak terlihat di pesta itu.
akhirnya setelah sekian lama, ada seorang raja Barus bermarga Pasaribu menerbangkan layang-layang. dia bersabda, siapa yang menemukan layang-layang itu, bila perempuan, akan kujadikan menantu, bila lelaki akan kujadikan anak.
dan ternyata yang menemukan adalah br Simamora. sesuai dengan perkataan diawal, maka br Simamora dinikahkan dengan anaknya.
Marbulang tidak setuju karna itonya itu sdah menikah dengan Hamang.
sedangkan Sampe tua merasa tiada guna bersaudara dengan makhluk yang tidak kelihatan.
sedangkan Babiat Nainggol masih ragu akan pilihannya.akhirnya,
Jadilah br Simamora menikah lagi, dan bersuamikan Pasaribu.
akhirnya ,
Hamang mendengar kabar tersebut dan menemui Pasaribu dan hendak mengambil istrinya kembali.
Mereka bertengkar karena keduanya merasa berhak atas br Simamora sebagai istrinya.
akhirnya mengakulah br Simamora, bahwa sebelumnya dia sudah menikah dengan Hamang.
akhirnya tubuh br Simamora dibagi menjadi dua. bagian kepala untuk Hamang, sedangkan kaki untuk Pasaribu. konon warna darah br Simamora berwarna putih, itulah makanya disebut , Si Bontar Mudar.
Hamang yang merasa marah, akhirnya mengutuk ketiga Ito br Simamora, yang telah menikahkan istrinya lagi. karena Marbulang lah yang tidak setuju br Simamora menikah lagi, maka kutukan yg diterima lebih rngan ( itu konon makanya keturunan nya lebih banyak daripada kedua saudaranya yg lain).
kepala br Simamora dihanyutkan disungai dan ditemukan oleh Pasaribu di Barus.
dari info yang aku dapat, ternyata tidak semua Pasaribu memanggil tulang ke Simamora. hanya Pasaribu dari Barus saja dan itupun (katanya) hanya jika Simamora Debataraja..

PADAN TAMBA dohot MANURUNG

 PADAN TAMBA (Raja Humuntor) dengan MANURUNG (Hutagurgur)



Raja Mangarerak /Br Hutahot mempunyai 1.anak yaitu R.Toga Manurung dan 1. Putri Br similingiling,  sedang R.Mangatur kawin dengan Br Harugasan Sagala dan punya anak 3 orang,
1. Raja Sitorus
2. Raja Sirait
3. Raja Butarbutar

R.Manurung kawin dengan Ampuljulu putri Sariburaja II (Pasaribu) dan Br si Sumaing juga br Pasaribu. R.Toga Manurung anaknya 3 dan putrinya 2 orang.
Anaknya :
1. Raja Hutagurgur
2. Raja Hutagaol
3. Raja Manoroni

Borunya :
Raja Toga Manurung Br Pintahaomasan kawin kepada RajaTambun dan Anian Nauli kawin kepada Raja Turi.

Raja Hutagurgur anaknya 4
1. Banualuhung
2. Batunanggar
3. Torpaniaji
4. Parpinggollobilobi di Simalungun/Manik.

Banualuhung anaknya 2 orang
1. Patuanjong
2. Raja Mangatur

Raja Mangatur Manurung kawin dengan Nantiraja br Rumapea.
Raja Mangatur anaknya 7
1. Purajanaualu
2. Patubanban
3. Ompuniunggul
4. R.Sijambang
5. Sompaoloan
6. Tuansogar
7. R.Humuntor gabe marga Tamba dan gantinya Boru Napuan (boru Ni Tamba/boru Rumapea) sehubungan Tuan Sogar (R. Mangatur boru Rumapea generasi ke VI Nairasaon) marpariban dengan Tamba/br Rumapea. 

R.Mangatur Manurung Generasi VI dari Nairasaon atau Generasi IV dari R.Manurung marpariban dengan Tamba kira-kira generasi yang sama dengan Raja Mangatur generasi VI yaitu generasi ke 6 Naiambaton atau generasi ke 5 Raja Tamba Tua . R.Mangatur Manurung/Nantiraja Br Rumapea dan Tamba/Nantimalela Br Rumapea.Dalam kisahnya R.Mangatur punya 7,org anak laki-laki dan demikian juga Tamba tersebut punya putri tanpa ada anak laki-laki. Timbul kesepakatan mereka bertukar dimana anak si R.Mangatur yang namanya R.Humuntor dijadikan anaknya Tamba dan putri Napuan Tamba dijadikan putri R.Mangatur Manurung dari saat itu resmilah R.Humuntor marga Tamba dan Boru Napuan jadi Br Manurung yang kawin dengan Marga Damanik.

Banyak yang mengira Padan ini terjadi antara Tamba dengan Manurung Simanoroni, namun bila dilihat dari Turi-turian sesungguhnya yang berpadan adalah Tamba dengan Manurung Hutagurgur. Namun diperkirakan Tamba yang marpadan dengan Manurung Hutagurgur ini adalah Tamba Sitonggor, namun masih ditelusuri silsilahnya dimanakah posisi Raja Humuntor dalam tarombo Tamba Tua. Namun oleh karena padan ini, membuat hampir marga Tamba pun berpadan dengan Manurung, apabila semua marga Tamba marpadan dengan Manurung, maka marga manjae Tamba Tua pun haruslah marpadan dengan Manurung Hutagurgur karena marga manjae Tamba Tua adalah satu saudara dengan Tamba, dan lebih dekat hubungan Tamba Sitonggor dengan Siallagan dan Turnip dibandingankan Tamba Sitonggor dengan Tamba Lumban Toga-tonga dan Tamba Lumban Toruan, karena Tamba Sitonggor Siallagan dan Turnip masih lebih dekat, yaitu satu bapa Marria Raja. Begitu juga dengan Tamba Lumban Tonga-tonga yang lebih dekat dekat Si Opat Ama (Sidabutar, Sijabat, Siadari, Sidabalok) karena satu bapa Tuan Lumban Tonga-Tonga, begitu juga dengan Tamba Lumban Toruan dengan Ronatio (Rumahorbo, Napitu, Sitio) serta Sidauruk, namun semuanya adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan sampai kapanpun hingga ke atas satu bagian Pomparan Raja Naiambaton. 

Jadi, padan Tamba dengan Manurung terjadi di masa Raja Humuntor anak ni Raja Mangarerak Manurung generasi ke VI Nairasaon menjadi anak ni Tamba/boru Rumapea dan Napuan boru Tamba menjadi boru ni Raja Mangatur Manurung.

TAROMBO MANURUNG








TAROMBO MANURUNG



MANURUNG HUTAGURGUR
Anaknya ada 4 orang
1.Banua Luhung 2.Batunanggar 3.Torpaniaji 4.Parpinggol lobilob

Dan Banua Luhung ada anak 2 orang
1.Patuan Jong
2.Raja Mangatur

Dan R.Mangatur anaknya 7
1.Purajanaualu
2.Patubanban
3.O.Unggul
4.Raja sijambang
5.sompa oloan
6.Tuansogar
7.Rajahumuntor(Tamba)
Manurung Ada 3
Raja Mangarerak 3 Anaknya

1. Hutagurgur
2. Hutagaol
3. Simanoroni
PADAN TAMBA (Raja Humuntor) dengan MANURUNG (Hutagurgur)
Raja Mangarerak /Br Hutahot mempunyai 1.anak yaitu R.Toga Manurung dan 1. Putri Br similingiling, sedang R.Mangatur kawin dengan Br Harugasan Sagala dan punya anak 3 orang,
1. Raja Sitorus
2. Raja Sirait
3. Raja Butarbutar
R.Manurung kawin dengan Ampuljulu putri Sariburaja II (Pasaribu) dan Br si Sumaing juga br Pasaribu. R.Toga Manurung anaknya 3 dan putrinya 2 orang.
Anaknya :
1. Raja Hutagurgur
2. Raja Hutagaol
3. Raja Manoroni
Borunya :
Raja Toga Manurung Br Pintahaomasan kawin kepada RajaTambun dan Anian Nauli kawin kepada Raja Turi.
Raja Hutagurgur anaknya 4
1. Banualuhung
2. Batunanggar
3. Torpaniaji
4. Parpinggollobilobi di Simalungun/Manik.
Banualuhung anaknya 2 orang
1. Patuanjong
2. Raja Mangatur
Raja Mangatur Manurung kawin dengan Nantiraja br Rumapea.
Raja Mangatur anaknya 7
1. Purajanaualu
2. Patubanban
3. Ompuniunggul
4. R.Sijambang
5. Sompaoloan
6. Tuansogar
7. R.Humuntor

R.Humuntor gabe marga Tamba dan gantinya Boru Napuan (boru Ni Tamba/boru Rumapea) sehubungan Tuan Sogar (R. Mangatur boru Rumapea generasi ke VI Nairasaon) marpariban dengan Tamba/br Rumapea.
R.Mangatur Manurung Generasi VI dari Nairasaon atau Generasi IV dari R.Manurung marpariban dengan Tamba kira-kira generasi yang sama dengan Raja Mangatur generasi VI yaitu generasi ke 6 Naiambaton atau generasi ke 5 Raja Tamba Tua . R.Mangatur Manurung/Nantiraja Br Rumapea dan Tamba/Nantimalela Br Rumapea.Dalam kisahnya R.Mangatur punya 7,org anak laki-laki dan demikian juga Tamba tersebut punya putri tanpa ada anak laki-laki. Timbul kesepakatan mereka bertukar dimana anak si R.Mangatur yang namanya R.Humuntor dijadikan anaknya Tamba dan putri Napuan Tamba dijadikan putri R.Mangatur Manurung dari saat itu resmilah R.Humuntor marga Tamba dan Boru Napuan jadi Br Manurung yang kawin dengan Marga Damanik.
Banyak yang mengira Padan ini terjadi antara Tamba dengan Manurung Simanoroni, namun bila dilihat dari Turi-turian sesungguhnya yang berpadan adalah Tamba dengan Manurung Hutagurgur. Namun diperkirakan Tamba yang marpadan dengan Manurung Hutagurgur ini adalah Tamba Sitonggor, namun masih ditelusuri silsilahnya dimanakah posisi Raja Humuntor dalam tarombo Tamba Tua. Namun oleh karena padan ini, membuat hampir marga Tamba pun berpadan dengan Manurung, apabila semua marga Tamba marpadan dengan Manurung, maka marga manjae Tamba Tua pun haruslah marpadan dengan Manurung Hutagurgur karena marga manjae Tamba Tua adalah satu saudara dengan Tamba, dan lebih dekat hubungan Tamba Sitonggor dengan Siallagan dan Turnip dibandingankan Tamba Sitonggor dengan Tamba Lumban Toga-tonga dan Tamba Lumban Toruan, karena Tamba Sitonggor Siallagan dan Turnip masih lebih dekat, yaitu satu bapa Marria Raja. Begitu juga dengan Tamba Lumban Tonga-tonga yang lebih dekat dekat Si Opat Ama (Sidabutar, Sijabat, Siadari, Sidabalok) karena satu bapa Tuan Lumban Tonga-Tonga, begitu juga dengan Tamba Lumban Toruan dengan Ronatio (Rumahorbo, Napitu, Sitio) serta Sidauruk, namun semuanya adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan sampai kapanpun hingga ke atas satu bagian Pomparan Raja Naiambaton.
Jadi, padan Tamba dengan Manurung terjadi di masa Raja Humuntor anak ni Raja Mangarerak Manurung generasi ke VI Nairasaon menjadi anak ni Tamba/boru Rumapea dan Napuan boru Tamba menjadi boru ni Raja Mangatur Manurung.